Aku

Di siang aku  belajar untuk sebuah makna hidup, ku berpikir mungkinkah hari esok aku masih mengenal rasa persaudaraan, persahabatan, pertemanan, percintaan.
Apakah rasa itu masih ada menyelimuti kita, berangsur rasa itu mulai pudar, saudara mulai benci pada ku, kawan perlahan meninggalkan, kuluarga mulai malu melihat aku, sementara katacinta aku belum mengerti dan paham maknanya, apa itu cinta, dari aku lahir belum begitu fasih mengenal  kata itu, karena cinta kata orang cinta membuat kita melupakan segalanya itu yang membuat ku takberdaya, aku tak ingin dilupakan dan melupakan segala yang telah ada, aku tak ingin tak ingin di benci, di tinggal, di usir ataupun sampai di lupakan.
Masihkah aku bisa berharap akan semua itu sementara aku mengikuti ego yang begitu mendalam, mau sesuka hati, asal senang aku tetap berbuat, mau itu aliran kiri ataupun kanan.
Apakah salah jika aku bersikap demikian, haruskah kita hidup atas dasar keteraturan, persaingan, perjuangan, berdiam diri menunggu adalah suatu hal yang salah, ketika ketiadaan menyelimuti, penindasan terjadi, memaksa untuk berbuat, haruskah kita memberontak.
Pembohongan dimana-mana, pembodohan di buat- buat jadi buta akan kebenaran, hanya pembenaran yang terjadi.
Haruskah aku keluar dari lingkaran yang tak terikat, melayang terbang ke awan bagai sang garuda ( yang di ragukan keadaannya), aku hanya ingin kepastian yang real tak mempersulit dan membelitkan.
Disini aku belajar akan sebuah makna itu kata hidup, kata cinta, ada yang bilang diam adalah emas, berbicara adalah tong kosong nyaring bunyinya,
Aku

Comments